Bab 3
"Apa yang terjadi, Ren-san!"
"Ayo kita masuk!" Ajak Ren.
Ren dan Hasekura berlari dengan kencang untuk segera memasuki bangunan tua itu. Tidak berpikir panjang, dia mendobrak pintunya dengan keras. Pintu sudah terbuka lebar, bukan pemandangan lagi yang mereka lihat.
Melainkan, mereka melihat pemandangan lautan api, semuanya terbakar hangus oleh api disana. Tidak tahu siapa yang menyebabkan semua ini, pemandangan yang indah dan hijau itu telah tiada sekarang.
"Hutan itu! Apa yang terjadi!" Teriak Ren.
"Ren-san! Hentikan!"
Hasekura mencoba mencegahku untuk menelusuri hutan itu.
"Aku akan mencari tahu siapa penyebabnya!"
"Tapi lihatlah! Kau tidak akan bisa memadamkan api sebesar itu!"
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh di salah satu gubuk yang lokasinya cukup dekat dengan hutan yang terbakar itu.
Ren terus berlari kearah gubuk itu, mungkin saja ada seseorang yang membutuhkan pertolongannya. Ini sungguh mustahil, siapa yang menyebabkan semua ini.
Apakah dia adalah sosok monster yang dilihat oleh Ren dalam pikirannya?
Atau orang lain?
Atau orang lain?
Pertanyaan itu pun masih sebuah misteri. Ren mencoba membuka pintu gubuk itu yang sebagian sudah dimakan oleh api, terlihat sosok nenek dengan kondisi yang lemah tergeletak di salah satu tempat tidurnya.
"Hasekura! Bawa nenek itu keluar dari sini!" Perintah Ren.
"Aku mengerti!" Jawab Hasekura.
Hasekura mencoba melewati api-api di gubuk kecil itu dan membawanya keluar dari sana. Nenek itu akhirnya berhasil diselamatkan, tapi gubuk yang ditinggalinya sudah hangus terbakar.
"Kau baik-baik saja, nenek?"
"Iya. Terima kasih," jawab nenek dengan berpakaian hitam tersebut.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"
"Kita cari penyebabnya!" Jawab Ren.
Tiba-tiba mereka mendengar suara aneh.
"Kalian tak usah repot-repot mencarinya!"
"Siapa kau! Keluarlah!" Teriak Hasekura.
"Baiklah jika kau yang minta," ucap suara itu.
Dengan perlahan, dia mulai menampakkan dirinya. Ternyata apa yang ada dipikiran Ren sangat tepat. Penyebab semua ini adalah salah satu monster yang membakar habis seluruh pepohonan.
[Shamian Wolf] Monster aneh yang diutus oleh Akahito, dengan gigi taring yang panjang yang mampu mengoyak mangsa terutama manusia dan mempunyai tubuh yang cukup kekar layaknya werewolf. Dia juga mempunyai kekuatan elemen api.
Dia diutus oleh Akahito untuk membakar pepohonan di Serikat Atherium.
"Siapa kau?" Tanya Ren.
"Ren-san! Aku takut!" Hasekura bersembunyi di belakang Ren.
"Aku adalah Shamian Wolf. Monster Serigala yang diutus oleh Akahito-sama untuk menghancurkan serikat Atherium."
"Cih. Bijak sekali 'ya?" Ucap Ren.
"Beraninya kau!"
Shamian berlari dengan kencang menuju Ren.
"Hasekura! Bawa nenek itu ke tempat yang aman!" Perintah Ren.
"Baik!"
Hasekura membawa nenek itu ke tempat yang aman dari jangkauan api dan menjauhkannya dari Shamian.
Shamian masih terus berlari kearah Ren. Tangan kanan Shamian sudah siap untuk memukul Ren, tapi dengan sigap, dia berhasil menghindari pukulan dari Shamian. Ren berlari ke kanan dan memancingnya ke tengah hutan.
Dia pun terus dikejar oleh Shamian.
"Kemampuanmu.. payah.." Ucap Ren.
"Apa katamu! Beraninya kau!"
[Magi : Honō] Sebuah jurus andalan dari Shamian wolf, menyemburkan api dari mulutnya dan membentuk menjadi serigala dengan ukuran dua meter yang melesat dengan cukup cepat.
"Jelas saja hutan jadi terbakar," ucap Ren.
Wush!
Ren berhasil menghindarinya dengan cepat. Shamian hanya takjub saat serangannya dapat dihindari. Karena selama ini, beberapa penyihir pun telah gugur dan kalah terkena serangan yang biasa dilakukan oleh Shamian ini.
"Apa kau ini seorang Savior?" Tanya Shamian.
"Savior? Aku tidak tahu itu," jawabnya.
"Pasukan Mistis!
Kau.. kau adalah orang kedua yang berhasil menghindari serangan andalanku," ucap Shamian.
"Heh! Serigala! Kenapa kau tidak pulang saja dan menonton tv?"
"Kau sudah membuatku marah!"
"Oh. Maaf."
Shamian melesat kearahnya dengan cepat, karena cepatnya-- Ren tidak bisa menghindar dan kemungkinan untuk menghindar sangatlah tipis. Ren hanya bisa berpasrah dan tidak menunjukkan wajah takutnya. Menurutnya, jika dalam keadaan terdesak lebih baik tunjukkan wajah yang menyebalkan.
"Oh tidak," Pasrah Ren.
Terdengar suara mantra salah satu dari penyihir yang mencoba menyelamatkan Ren.
[Magi : Kuro chēnruā] memungkinkan penyihir itu mengeluarkan rantai di bawah tanah dari berbagai sudut yang dapat mengikat lawan sampai tidak bisa bergerak. Rantai ini bukan sembarang rantai, rantai yang dimiliki penyihir ini sangatlah kuat dan dilapisi dengan aura hitam yang berfungsi menyerap kekuatan lawan.
"Siapa kau?"
"Namaku Hana, penyihir dari Serikat Aflhim."
"Pe-penyihir!!" Kagetku dan Hasekura.
"Lepaskan aku, Hana!!!!" Teriak Shamian.
"Akan ku akhiri segera."
Hana melemparkan tongkat sihir kayunya kearah Shamian dan berhasil menancap di perutnya.
[Magi : Enshō sutikku] Tongkat yang dimiliki pengguna akan mengeluarkan api yang panasnya melebihi panas biasa. Api dari tongkat akan menyebar ke seluruh tubuh lawan dan dengan perlahan lawan akan terbakar.
"Terbakarlah dengan apimu sendiri," Ucap Hana.
"Tidak!!! Lepaskan aku!!! Tidak!!!!"
Shamian pun akhirnya kalah terbakar dan hangus seketika. Tongkat itu terbang dan kembali pada Hana.
"Arigatou," ucapku.
"Sekarang aku akan menghentikan api itu."
Hana menyemburkan air dari mulutnya dan mengenai pepohonan yang terbakar itu. Selang tiga puluh menit kemudian, api yang disebabkan oleh Shamian atau monster serigala berhasil dipadamkan.
"Akhirnya.. berhasil," ucap Hana.
"Aku benci serigala jadi-jadian," ucap Ren.
"Ren-san! Bagaimana kau bisa tahu jika monster itu.."
"Aku juga tidak tahu. Yang jelas tepat dimataku, aku melihat monster."
"Monster?"
"Bagaimana keadaan nenek itu?" Tanya Ren.
Hasekura menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat kondisi nenek itu, nenek itu pun ternyata sudah menghilang.
"Kemana nenek itu?" Kaget Hasekura.
"Apa maksudmu! Bukankah dia tadi bersamamu?"
"Aku tahu itu, tapi kemana dia?
Aku baru saja bersama nenek itu."
Ren hanya bisa mengangkat kepalanya dan melihat langit yang sudah gelap.
"Apa kau ini benar-benar penyihir?" Tanya Ren kepada Hana.
"Tentu."
"Ini aneh. Bagaimana mungkin, dari bangunan tua saat kami masuki ternyata seperti... Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?!" Ucap Ren.
"Jelaskan!" Ucap Hasekura.
"Ikutlah denganku sebentar. Aku akan mengajak kalian ke rumahku," ajak Hana.
***
Sementara di bawah tanah, Akahito yang merupakan raja dari segala monster ini pun marah karena Shamian telah mati terbakar. Akihito pun tidak akan tinggal diam, mereka mencoba mengutus satu monster untuk menyerang Hana.
Akahito merupakan monster yang kejam dan jahat, dia juga dapat menyamar sebagai manusia ataupun penyihir. Tapi untuk saat ini, dia mencoba berdiam diri di markasnya dan mencoba memulihkan kekuatannya akibat segel dari Pasukan Mistis terdahulu.
"Akan kuhabisi Dunia Naria itu!" Ucap Akahito
Dia sekarang merubah wujudnya menjadi penyihir yang tampan dan duduk di singgasana miliknya.
"Semua itu tidaklah mudah!" Ucap salah satu pria.
"Kau! Pasukan Mistis 'kah?"
Pria itu adalah pria yang sudah ditakdirkan untuk menjadi Pasukan Mistis, tapi dia tidak berpihak ke Dunia Naria, melainkan dia berpihak ke Akahito dan ingin menghancurkan Dunia Naria dan Dunia Manusia.
Dia adalah satu-satunya penyihir yang berhasil menerobos masuk ke Markas Akahito.
"Aku! Goro Daiki! Penyihir kegelapan yang akan memusnahkan dunia!"
"Kegelapan?" Ucap Akahito.
"Kekuatanmu tak akan bisa mengalahkan Dunia Naria. Bahkan kau juga tidak akan bisa mengalahkanku!"
"Tutup mulutmu! Kekuatanku masih belum pulih sepenuhnya! Jika kau tidak ingin mati, pergilah!"
"Pergi? Bahkan aku bisa membunuhmu sekarang. Kau sekarang sudah tidak ada apa-apanya bagiku," ucap pria yang memiliki rambut ungu kehitaman tersebut.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert